Ada yang mengeluh lagi jadi pengangguran habis kena PHK, atau nganggur karena lamaran blum dipangil2.
Ada pengangguran sadar politik.
Menjadikan pemerintah sebagai sebab dia menganggur dan susah mencari pekerjaan.
Atau ada yg menganggur lalu menjadikan keterbatasan dirinya, misal kemiskinan, disabilitas mentalnya sebagai sebab dia menganggur.
Saya sendiri merasa nga pernah jadi pengangguran.
Hal ini karena kebiasaan mencari uang sejak SD.
Kalo ngak jadi pemulung ya ngamen.
Lulus STM, temanku banyak yg menunggu pekerjaan dengan dirumah melulu, aku kerja jadi kuli bangunan atau serabutan. Sambil nunggu pekerjaan.
Saat gejala gangguan psikotik kambuh, aku berhenti kerja di pabrik di karawang.
Tapi enggak menganggur,
Walau gejala2 masih menganggu, aku terus paksa kerja serabutan.
Kenapa?
Aku menyadari pemilik masalah mental itu serba salah.
Jika kerja pasti sulit hadapi tekanan dan stress saat kerja.
Tapi menganggur dan diam saja bisa lebih buruk.
Karena badan ngak bergerak, otak bisa aktif terlalu berat lalu bisa ngelantur kemana mana.
Ujung2nya halusinasi bisa cepat muncul dan tanpa sadar, perilaku,pola pikir dan emosi berubah.
Makanya..
Biarpun misal hari libur atau cuti, aku pasti bergerak untuk hasilkan sesuatu, entah kerja apa atau jualan apa.
Karena..
Tetap nyari duit dalam Kondisi apapun adalah jalan ninjaku.
Ada perbedaan besar ama ODGJ yg pengangguran ama ODGJ yg bekerja.
Ini kelihatan juga dari medsosnya yg toxic.
Sudah mengeluh melulu, hobinya playing victim pula.
Itu karena si ODGJ emang kurang kerjaan. Makanya tak ada hal lain yang bisa dibagikan kecuali masalah hidupnya.
ODGJ yg bekerja, perilaku dan pola pikir udah beda.
Seringnya Interaksi dengan dunia nyata membuat dia kelihatan normal dan santuy.
Misal saat stress.
Saat stress, ada banyak rekan2 kerja gue yang bisa diajak bercanda, lalu habis jam kerja pergi mancing atau godain ceue cakep di jembatan.
Itu ngak bisa terjadi jika saya dirumah melulu.
😏😏😏