Kita Semua Difable

by - Februari 01, 2020

Kita semua Difabel


Ada sebuah hari. 

Dimana hari itu mampu mengubah cara pandangku melihat dunia.


Saat itu, Jam terakhir Sekolah dan ada Ulangan Harian.


Ulangan sudah selesai saat bel sekolah berbunyi.


Semua orang di kelas bergegas membereskan mejanya dan beranjak pulang. 


Kecuali dua orang. 


Ibu Guruku yang sedang sibuk mengkoreksi jawaban Dan Aku yang duduk sendirian sambil melamun.


Lalu Bu Guru menegurku, 


"Kamu enggak pulang?"


Aku tak menjawab,  tapi balik bertanya.


"Bu.. Saya ini pekok ( goblok) lho bu,  apakah orang seperti saya ini nanti bisa sugih (kaya/sukses)  ???"


"Yang bilang kamu goblok siapa?"


"Teman-teman buu.."

"Ya sudah,  ngak usah dipercaya.! "


"Tapi saya percaya lho Bu.. Soalnya nilai ulangan saya jelek semua. 

Juga orang dirumah dan teman2 itu suka ngomel saya itu nga becus kalau disuruh apa-apa."


[ Note : Aku punya gangguan disleksia dan mental Disorder kala itu ]


Bu guru diam sebentar, lalu dia melambaikan tangan dengan isyarat supaya aku maju ke meja guru. 


Dia lalu mengambil kotak alat tulis dari dalam tas miliknya. 


Lalu kotak itu dibuka dan disodorkan kedepanku. 


"Ambil"


Aku mengambil satu buah pulpen. Warnanya hitam. Kalau tak salah,  mereknya snowman. 


Lalu Bu guru mengambil beberapa pulpen dengan tangan dia yang lain. 


Beliau kemudian berkata, 


"Tidak ada orang yang bodoh atau tidak berguna. Hanya kemampuan yang berbeda.


Fokus dengan apa yang bisa kau lakukan. 


Kamu punya satu pulpen, gunakan. 


Tak usah perduli orang lain yang memiliki pulpen lebih banyak."


Itulah hari dimana aku memandang hidup dan diriku dengan pandangan lebih baik. 


Sejak saat itu,  aku menyadari setiap orang itu terlahir berbeda dan punya kemampuan yang berbeda pula,  atau terlahir Different ability /difable. 


Jadi tak ada yang bodoh, hanya kemampuan yang berbeda. 


Jadi, aku tak punya alasan lagi untuk menganggap kekurangan ku sebagai pemilik mental disorder dan anak orang tak punya sebagai alasan kenapa aku tak bisa. 


Ya memang banyak hal yang tak bisa aku lakukan atau miliki dibandingkan dengan orang lain.


Namun, hidup memang tentang apa yang kita miliki atau bisa lakukan. 
Bukan sebaliknya.

Seseorang yang tak bisa atau tak punya A, B, atau C,  belum tentu tak bisa apa2. 

Mungkin saja dia bisa atau memiliki D, atau E. 

Dan itu saja sudah cukup.


Walau mungkin kamu hanya punya satu pulpen, tapi setidaknya kamu masih bisa menulis. 


Jadi,  tak perlu memikirkan orang yang pulpennya lebih banyak.


- Sebuah Pesan untuk masa lalu-

You May Also Like

0 comments