Menunggu dia online
Menunggu dia Online
Waktu booming Game Online, diantara teman2 saya yang tidak begitu antusias.
Saya ikut bermain hanya karena kesepian saja. Karena yang lain nge-game di warnet, jadi saya terpaksa ikut bareng mabar (maen bareng) di warnet.
Singkat cerita saya memilih game Idol Street. Sebuah game online musik dan dance/tarian. Mungkin hanya saya yang bermain itu.
Yang lain bermain RF atau Point Blank.
Saya bukan gamer, jadi hanya bermain game yang ringan serta tak terlalu banyak berfikir.
Lagipula musik2 di game Idol street lumayan enak untuk hiburan.
Suatu ketika saya terlibat perang komentar dengan seorang player lain.
Karena dia noob, atau pemula atau pemain dengan skill pemula yang membuat team kalah melulu.
Hingga akhirnya kami berbaikan dan berkenalan.
Ternyata dia satu kota dengan saya. Sama2 tinggal di Blitar
Tapi Dia kuliah disebuah perguruan tinggi negeri di malang.
Loh kok bisa?
Memang iya, ada sebuah kampus universitas negeri di Malang yang memiliki kampus III dikota Blitar.
Singkat cerita,
Kami berkenalan di dunia Nyata.
Nama aslinya Sari. Tapi saya memanggil dia "Eno" sesuai nickname Game miliknya.
Karena dia, saya terpaksa migrasi ke warnet lain. yaitu warnet samping kos2an milik Eno.
Dia tak nyaman dengan warnet langganan saya yang penuh laki2 dan bau rokok.
Kami jadi sering mabar (maen bareng) bersama teman2 kos putri tempatnya yang juga maen Idol Street.
Kami bertukar nomor HP, email Yahoo Messengger/YM, dan Friendster. Dia juga memberi nama akun Facebooknya, tapi belum saya Add kala itu. Soalnya belum bikin.
Masih sering memakai YM dan Friendster
Jujur, Ibu kos tempat dia tinggal cukup galak.
Jadi saya hanya bisa bertemu dan main bareng di warnet.
Ngobrol lewat SMS, YMan pakai Ebuddy ( jaman itu nga ada android) dan saling berkirim testimoni di friendster.
Suatu ketika, tanggal 30 September 2009 pagi hari.
dia mengirimi pesan lewat YM saya,
" Yo, aku lagi pulang kampung ke Padang. liburan.. Baru sampai tadi malam.
Jangan titip oleh2 😝"
Saya hanya membalas singkat..
"ati2 dijalan"
Itu menjadi percakapan terakhir yang kami lakukan.
Saya masih ingat hari itu,
Sekitar magrib saya melihat tayangan televisi.
Jam 17:00 WIB telah terjadi gempa berkekuatan 7.6 skala richter di Padang.
Diperkirakan ribuan orang tewas dan ribuan yang lain hilang atau luka2.
Saya langsung ambil HP dan SMS ke nomor HP milik "Eno"
15 menit tak ada balasan, saya misscall nomornya tidak aktif.
Saya YM, Friendstrer semua tak terbalas.
Saya tanya teman kos nya, mereka juga jawab nga tahu dan malah bertanya2 pula kabar Sari/Eno.
Terfikir untuk kesana, meminta bantuan teman yang kebetulan nikah ama orang padang, dia malah melarang.
Keadaan disana saat itu sedang sulit.
Akhirnya saya menyerah..
Menunggu dia Online kembali.
Saya dulu tidak berganti nomor, siapa tahu dia SMS / telfon saya suatu hari.
Saya dulu sering kali membuka Friendster untuk mengecek balasan testimoni /Pesan hingga Friendster tutup layanan.
Saya dulu sesekali Online Yahoo Messenger untuk melihat apakah dia Online kembali. Hingga akhirnya YM pun tutup.
Padahal saya tahu itu mustahil, dari salah satu rekannya saya tahu dia salah satu korban yang konon berkisar 6000 an jiwa.
Tapi sesekali saya online untuk melihat apakah pesan saya dia balas.
Sayapun membuat akun Facebook untuk add akun facebook miliknya.
Dan dulu sesekali melihat akun miliknya
"Permintaan pertemanan terkirim"
Disuatu tempat, aku percaya kamu tenang dan bahagia.
0 comments