Kisah Asmara Halimah

by - September 24, 2017

Kisah Asmara Halimah [True Story]

Syahdan, sewaktu saya masih duduk dibangku sekolah dasar. Ada drama kisah asmara yang cukup kontroversial di kampung saya.
.
Ialah kisah percintaan halimah (nama samaran), seorang perempuan muda penyandang gangguan jiwa skizofrenia dan seorang lelaki murid STM bernama Andik (nama bukan asli pula).
.
Sebetulnya keduanya bukan warga asli kampung saya. Si Halimah ialah seorang ODS yang dititipkan oleh orang tuanya dari pelosok desa untuk diurus oleh kakaknya (sudah menikah) yang tinggal di kampung pinggir kota blitar, tempat saya tinggal.
Dia kala itu sudah 2 kali lebih masuk RSJ ,lalu sudah pulih namun belum menikah dan masih jalani rawat jalan.
Sedangkan Andik ialah keponakan tetangga saya dari malang yang indekos di rumah pamannya untuk sekolah di STM negeri Blitar.
.
Tiap pagi buta, jam 05.30 Halimah selalu berdiri di depan pagar rumah tempat Andik tinggal. Sepertinya dia selalu menunggu Andik berangkat sekolah.
Menurut pengakuan mas Andik, si Halimah hanya berdiri di situ tapi tidak pernah berusaha mendatangi atau menyapa dia. Hanya melempar senyum ketika melihat dia dan pergi ketika Andik sudah berangkat sekolah.
.
Sederhana memang, walau Andik tidak pernah mendapat gangguan apapun atau didatangi langsung oleh halimah. Akan tetapi lama2 Andik merasa terganggu dan tidak tenang akan perilaku tidak lazim halimah.
.
Kemudian atas diskusi kedua belah keluarga. Halimah kemudian dipulangkan untuk dirawat kembali oleh orang tuanya di desa.
Andikpun mengaku senang dan akhirnya dia bisa sekolah sampai tamat STM Blitar.
.
Sedangkan nasib halimah, jauh panggang dari api. Entah kenapa setelah dirawat kembali di desa, keadaan kejiwaannya kata Emak yang sering menjenguk, makin lama makin menurun.
Dia mudah marah dan jadi sering berteriak- teriak kalo pagi buta. Makin sering pula menyendiri dalam kamarnya.
.
Serta tubuhnya makin kurus kering karena sering menolak untuk makan.
Walo pada akhirnya dia bisa pulih setelah pengobatan cukup lama.
...
Kalo dipikir, tindakan wali keluarga Andik dan kakak Halimah memisahkan mereka sebetulnya berniat untuk kebaikan bersama. Walau akan ada satu pihak yang terluka.
....
Namun kasihan si Halimah, dia memiliki rasa dan asmara pada siapapun adalah fitrahnya sebagai manusia biasa. Sayangnya dia jadi korban stigma masyarakat pada penderita gangguan jiwa.
Seolah olah karena ia seorang yang punya gangguan jiwa. Entah sudah pulih sekalipun, ia masih dianggap seseorang yang nista dan durjana dan tak dilihat sama di masyarakat.
....
Stigma akhirnya membuat Halimah jadi terbelenggu dan tak mendapatkan perlakuan dan kedudukan yang sama di masyarakat.
Termasuk dalam urusan Asmara.
...
Saya pernah sekali mendengar teriakan ia di pagi hari buta pas menginap di rumah nenek. Terdengar seperti curahan hati yang pilu.
...
Mungkin seperti itulah penderitaan Cinta tak terbalas yang dirasakan oleh Majnun dalam roman klasik "Layla dan majnun" .
Padahal penampilan Halimah, walau jarang bersolek, kala itu cukup menarik. apabila dilihat dari jarak jauh sekali, ia mirip pedangdut Cici Paramida.
Dan tak kalah rupawan dari Aktris drama korea Song Hye Kyo.
Sayangnya stigma menampik itu semua dan membelenggu dia untuk mendapatkan kedudukan setara dalam kemanusiaan.
....
Maka, izinkanlah saya menukil puisi cinta "Chu Pat Kay"/Jendral Tian Feng dalam serial drama 90an " Kera sakti" :
.

Sejak dulu...
Begitulah Stigma...
Deritanya tiada pernah berakhir.
Jika mungkin deritanya telah berakhir..
Kadang ingatan menyakitkan akan hal itu akan tetap ada.
..
Makanya mari sama2 kita menghapus rantainya mulai dari diri kita..
.
Salam sehat jiwa.

You May Also Like

0 comments