Rhio Kurniawan. Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

Nata Prayoga Blog

Diary Seorang Komedian

Patut anda ketahui, Ada perilaku dan pola pikir yang kurang baik dari seorang ODGJ.

Yaitu pola pikir Victimisasi , merasa jadi korban melulu. Biarpun dia sebetulnya gejala penyakitnya yang jadi sumber atau pemicu masalah dan konflik ,dia akan selalu merasa dia jadi pihak korban.

Keluarga,  lingkungan sekitar dianggap sebagai stressor sangat jahat.

Padahal,  dari sudut pandang lingkungan dan keluarga,  bisa saja. Mereka awalnya sudah berlaku baik
pada si ODGJ.
Tapi ingat.. Manusia itu bukan malaikat.
Kesabaran dan kebaikan orang itu ada batasnya.

Siapa yang tahan bila melihat si ODGJ tidur melulu dan bermalas malasan. Enggan bersosialisasi, Berdiam diri di kamar,
Bahkan tak mau produktif,  misal bekerja?

Bahkan saat dinasehati malah dituduh menyakiti?

Juga pola pikir egocentric dari ODGJ.

Merasa lebih penting, ODGJ seperti ini akan kesulitan beradaptasi dengan lingkungan.

Akhirnya malah playing victim.

Candaan sedikit, dibilang penghinaan.
Rekan atau teman punya kesibukan dianggap mengucilkan..

ODGJ seperti ini akan sulit dinasehati.

Maunya orang lain mendengarkan,  tapi ogah dan kurang tertarik mendengar saran orang lain.

2 hal ini ialah racun bagi tilikan diri dan duri di jalan ODGJ mencapai kepulihan. Sekalipun si ODGJ rajin berobat.

Makanya,  bagi ODGJ maupun Caregiver nya harus mau memperhatikan sisi pola pikir dan perilaku ODGJ yang masih keliru.

Katakanlah,  faktor obat psikofarma nya 80% mampu meredam gejala.

Faktor 20% sisanya ini perlu dilawan dari sudut pandang psikologinya,  yaitu pola pikir/mindset dan perilaku yang sekiranya kurang baik.

Jika sekiranya belum paham,  minta saja terapi perilaku dan pola pikir ( Cognitive Behavioural therapy)  saat jadwal psikoterapi.
Nanti akan ketahuan pola pikir dan perilaku2 yg sekiranya menganggu dan merusak dari ODGJnya.

Memang tak mudah,  tapi kabar baiknya Semua bisa.

Biar pulihnya lebih cepat..
Biar si ODGJ bisa lebih tahan banting dan ngak merasa eksklusif terus.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Menerima keadaan dengan ikhlas.

Bila orang bekerja dan kebetulan bukan karena suka,  melainkan terpaksa.

Apapun yang dilakukan akan terasa sebuah beban.

Berangkat bekerja sudah bawaannya mager, Malas gerak.

Setiap kali disuruh atasan atau melakukan tugasnya sebagai karyawan,  akan terasa berat berkali lipat, membosankan dan ingin segera jam 17:00 atau jam selesai bekerja.

Orang model ini biasanya hanya selalu bersemangat bila hari gajian tiba.

Itulah saudara kembarnya seseorang yang menerima ujian, cobaan atau suatu penyakit dengan tanpa keikhlasan atau sikap lapang dada.

Misalnya dia mendapat diagnosa suatu penyakit kambuhan macam diabetes, bipolar, skizofrenia atau mendapat diagnosa virus HIV.

Tiap kali berobat akan dianggap beban.
Kewajiban2 dan hal yang seharusnya dia lakukan, yaitu berobat tadi setiap waktu ingin segera diakhiri.

Maunya segera gajian.. Eh sembuh.

Tapi berobatnya malas dan kurang disiplin.
Berangkat konsul sebulan sekali atau dua kali rasanya seperti harus tiap hari.

Kadang mudah sekali terbujuk ajakan atau rayuan oknum pengobatan alternatif.

Itu tandanya kurang ikhlas.
Dan ikhlas dan lapang dada menerima diagnosa sebuah penyakit memang bukan hal yang mudah.

Namun bisa diperjuangkan.. Dan sisi positifnya nanti bisa menular dalam keseharian.
Hidup jadi terasa selaw dan damai.

Lagipula,  hidup bersama sebuah penyakit atau misalnya ujian berupa disabilitas itu sudah berat.  Masa mau ditambah berat dengan perasaan tidak ikhlas?

"Saat kita ikhlas menerima yang terjadi,  apa yang kita lakukan tak lagi terasa seperti sebuah beban atau kewajiban.
Didepan orang yang hatinya selalu ikhlas, Masalah apapun nanti yang akan datang akan terasa seperti riak air kecil.
Kadang jika terasa berat,  akan dipikir keri,  sambil berserah pada Tuhan"

( quote by mbah kiai djito - translated from javanese to indonesian)

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

About Me

About Me

Pengikut

Label

  • Cerita Komedi
  • Curhatanku
  • Motivasi
  • Tutorial

Follow Us

  • facebook
  • twitter
  • instagram
  • Google+
  • youtube

Postingan Populer

  • ALUR CERITA : ALUR MAJU, ALUR MUNDUR, DAN ALUR CAMPURAN
    1. Alur Maju : Ceritanya bergerak maju. Contoh sederhananya adalah misalnya cerpen itu awalnya menceritakan tentangg seorang anak k...
  • Cara Menulis Alur & Plot Cerita
    Oleh: Joni Lis Effendi Trik Sederhana Menulis Alur dan Plot Cerita Galau mau bedain alur dan plot? nih, KA kasih tahu gimana caranya ...
  • Balada Jomblo dan Penderita gangguan jiwa
    Balada Jomblo ODS .. terkadang, enggak enak juga "terkenal" di lingkungan  karena memiliki status ODS (Orang dengan skizofreni...
  • Kisah Asmara Halimah
    Kisah Asmara Halimah [True Story] Syahdan, sewaktu saya masih duduk dibangku sekolah dasar. Ada drama kisah asmara yang cukup kontroversia...
  • Macam delusi atau waham skizofrenia
    [REPOST, biar gak bingung waham itu apa, tulisan di bawah ini saya posting ulang juga] MENGENAL ISTILAH DASARIAH GANGGUAN KEJIWAAN “Waham”...
  • Diskriminasi pembelaan
    Dulu ada kawan sekelas SMP saya mengalami cacat fisik, pada mukanya. Yaitu bekas luka besar akibat terkait besi waktu kecil. Jadi bentuk waj...
  • Kena Gigi, Uang Kembali
    Kena GIGI, Uang Kembali. Tahun 2008 dahulu,  ialah zaman jaya nya Game Online  PC dan Warnet khusus Game. Saat itu aku kecanduan Game Onli...
  • Kisah PSK paruh baya.
    Zaman itu aku masih 18 tahun. Masih hobi berpetualang keluar kota bila hari libur kerja. Suatu hari , saat pulang dari Surabaya dengan Kere...
  • Kisah Li shu wen
    Konsistensi Dalam dunia kungfu china, ada seorang ahli kungfu terkenal. namanya Li Shuwen. (dalam manga kenji = Lie Syo Bun). ...
  • Tragedi pengantin sunat
    Tragedi Pengantin Sunat. Aku mengalami sirkumsasi atau disunat saat SD. Akupun tak tahu awalnya, Awal Mulanya Bapakku saat magrib mengaja...

Arsip Blog

  • ►  2024 (95)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (77)
    • ►  Oktober (17)
  • ►  2022 (3)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2021 (6)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Februari (4)
  • ►  2020 (7)
    • ►  Desember (5)
    • ►  Februari (2)
  • ▼  2019 (33)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (5)
    • ▼  Oktober (2)
      • Duri kepulihan odgj
      • Pesan mbah kiai
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (16)
    • ►  Desember (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2017 (13)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2016 (4)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2015 (26)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (14)
    • ►  Agustus (4)

Created with by ThemeXpose | FreeBloggerTemplates.org