Lounge Kelas Bisnis rasa Ndeso
Lounge Kelas Bisnis rasa Ndeso
Siang itu, saya terburu-buru masuk counter ticketing sebuah maskapai di bandara sepinggan balikpapan. saya berharap-harap cemas sambil berdoa semoga dapat tiket. soalnya sorenya saya harus tiba di Surabaya untuk keperluan penting.
Setelah menunggu agak lama. mbak-mbak di desk counter ticketingnya memberi tahu pada saya bahwa ticket kelas Ekonomi habis. tinggal ticket kelas bisnis.
saya mencoba cek counter maskapai lain, semuanya sama. hanya tinggal kelas Bisnis atau executive.
dengan berat hati, saya kembali ke desk conter pertama dan membeli satu tiket kelas bisnis. saya sebelumnya memang belum pernah membeli tiket kelas bisnis. jadinya ya membelinya dengan terpaksa. walau beberapa kali lipat lebih mahal. .sekali ini saja pikir saya.
ketika memasuki ruang tunggu, saya di tuntun ke tempat lain di bandara oleh petugas. . bukannya ke ruang tunggu penumpang yang lain.
walau ada sedikit rasa kecewa, soalnya saya terbiasa di ruang tunggu kelas ekonomi yang berjubel itu. enaknya, mata bisa sambil jelalatan lirik cewek-cewek cantik di ruang tunggu.
ketika masuk ke ruang tunggu kelas Executive/bisnis , saya agak malu-malu. maklum, saya cuma pakai kaos oblong. untungnya.. ada beberapa expatriat atau Bule yang juga berpakaian kayak saya.
"anggap aja turis afrika kesasar.." pikir saya dalam hati.
di ruang executive itu enak juga, tempatnya dingin dan sejuk. begitu saya duduk. ada seorang staff maskapai menawari saya minuman.
"mau minum apa pak?? kami ada kopi , teh dan yang special Capuchino Latte"..
"yang special aja mbak..capuchino latte"
lumayan, kalo pesan yang bagus sekalian. biar ngak ketahuan ndeso-nya.
sambil menunggu Capuchino saya jadi. saya diantar Staff nya ke Buffet makanan ringan ala prasmanan. Wah ini.. pikir saya dalam hati. . bayar mahal-mahal pasti makanannya juga enak. saya sudah enggak sabar dan penasaran.
menurut perkiraan saya. semakin mahal harga tiketnya.. makanan yang kita dapat pastinya semakin enak..
tapi begitu membuka penutup buffet, saya justru mengernyitkan alis dan kecewa.
saya melihat makanan yang disuguhkan itu adalah singkong rebus, kacang rebus, gethuk..,lemper dan olahan lain dari ketan. tapi semuanya dalam porsi kecil.
Bagus... Jadi ini judulnya Lounge kelas bisnis, rasa Ndeso..!!
Asem tenan nih.. mungkin bagi para Inlander, orang kaya atau expatriat yang memakai kelas bisnis, Makanan model begini cukup exotis dan unik kali. tapi buat saya kok malah berasa ndeso.. susah2 merantau ke kalimantan ketemu lagi sama ketela dan gethuk!!!.
Karena saya Omnivora yang sedikit Cluthak (rakus)..melihat ada bule2 makan.. saya ikutan makan. bahkan diam-diam saya bungkus beberapa kue jajanan pasar dengan kresek dan dimasukin ke tas. .
Sayang... bayar mahal-mahal kalo ngak disikat..,
ketika saya makan.saya teringat kampung halaman.
memang Kudapan yang Memasyarakat di Desa saya bukanlah Pizaa,hamburger,Frech fries atau kebab. melainkan pisang,singkong atau kacang. .apapun kudapan dan jajanan apapun pasti enggak jauh2 dari itu bahannya.
kalaupun orang Kota yang nginap di Desa saya.dan dia telepon
"14045", pesan layanan antar dari Mekdi.
besar kemungkinan pesanannya ketika sampai di desa saya sudah Basi dan ada belatungnya.. soalnya lima hari baru sampai.
sementara para Expatriat begitu menikmati hidangan buffet itu. saya makannya ogah2an.. bukannya enggak enak. tapi sudah biasa. .
well, itulah persepsi.. hal yang kita anggap biasa saja. ketika menemukan tempatnya, dia dianggap begitu istimewa dan menarik.
sama kayak penjual dan pengrajin 'kendang kempul" di desa saya. bagi kami, kerajinan itu biasa2 saja. tapi siapa sangka, di Luar negeri.. "kendang kempul" itu jadi komoditas kesenian yg cukup laris.
Pengrajinnya pun sukses berbisnis malahan ketika dijual ke luar negeri..
Kisah saya juga, saya anggap biasa2 saja. ketika saya ceritakan ke beberapa keluarga caregiver, ternyata cukup menginspirasi dan memotivasi..
well , Ayo para bapak-ibu.. Singkong atau ketela itu ngak kalah nikmat dari Pizza atau kebab. lho..tinggal persepsi kitanya aja :)
0 comments