Stigma itu darimana sih, gaes??
Ditulis oleh : Al ustad abu janda al holiwudi.
pengasuh ponpes darul facebookiyah.
Apabila kita bicara tentang stigma, yaitu ciri negatif yang menempel pada diri seseorang. berarti kita membicarakan lingkungan masyarakat yang menyebabkannya. stigma bisa muncul karena masalah penilaian atau penglihatan negatif seseorang terhadap orang lain. ya, lingkungan cenderung mempercayai atau menilai dari apa yang terlihat oleh mata.
Tahukah anda, kenapa ada kata-kata bijak "Dont judge book from its cover" atau artinya "jangan menilai seseorang dari penampilan" . mahu tahukah anda? . Alasan sebetulnya dibalik kata bijak itu ialah ,we are judge book from the cover. faktanya kita SEMUA cenderung menilai dari apa yang terlihat oleh mata.
tidak ada yang perlu mengeles dengan berkata sok bijak ,"ah saya tidak begitu , saya tidak memandang siapapun dari penampilannya". kalo ada yang bilang begitu, saya ledek,. . ciee...pesan moral.
faktanya sebetulnya justru berbeda. untuk membuktikan kata saya,silahkan cek dan amati lingkungan disekitar anda.
misalnya di jalan lewat cewek naik motor berbaju sexy,yang kelihatan ketiak dan belahan gunungnya, kemudian celananya pakai hotpants yang balapan sama celana dalam. rambutnya juga disemir merah menyala mirip kabel kebakar , kemudian wajahnya pakai makeup tebal.sambil pamerin giginya yang pake behel.
kecuali cewek itu pacar anda sendiri ,jika anda menilai cewek yang anda lihat itu cewek solehah atau cewek baik-baik,berarti ada yang salah dengan diri anda.
itulah fitrah manusia, kita menilai orang pertama kali memang dari apa yang dicitrakan oleh penglihatan kita. kemudian otak yang berasumsi dan membuat deskripsi atas apa yang kita lihat.
sama seperti ungkapan, cinta itu dari mata turun ke hati . kita melihat , kemudian hati kita yang memutuskan dan mencitrakan.
jadi sudah jelas, pandangan orang tentang kita baik yang positif ataupun yang negatif yaitu berupa stigma. awalnya dari yang terlihat dari diri kita oleh masyarakat.
jadi wajar ketika masyarakat masih banyak yang memandang ODMK/ODGJ dengan stigma negatif. lha wong, masyarakat masih sering melihat gangguan kejiwaan dari sudut yang kurang tepat.
misalnya film-film di bioskop supaya film nya laris, banyak plot nya yang menceritakan musuh atau villain nya yang punya gangguan jiwa dan kemudian berbuat jahat. misalnya Joker atau harley queen yang psikopat dalam seri film Batman. banyak juga film-film bergenre detektif menceritakan korban dibunuh secara kejam oleh pelaku yang punya masalah kejiwaan. sayangnya, karakter di filmnya terlalu didramatirsir sehingga timbul kesan, orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) itu bisa menjadi penjahat yang kejam. dan itu wajar, bagaimana bisa laku sebuah film bila karakter di film nya biasa-biasa saja. misal dia orang yang biasa saja, kemudian membunuhnya karena ngak sengaja. ya ngak menarik. film akan cenderung menarik ditonton, bila pemeran utamanya bersifat pahlawan, penjahatnya terlihat gila. atau gabungan antara keduanya.
Atau banyak berita ODGJ yang lepas kontrol kemudian membunuh orang lain. media cenderung mendramatisir seolah olah ODGJ itu bisa berbahaya dsb.
makanya ngak heran,kalau ada mahasiswa yang curhat sempat takut ketika ikut seminar kesehatan jiwa. apalagi disampingnya seorang ODGJ . sepanjang seminar dia waspada dan cemas. cemas kalau-kalau ODGJ disebelahnya mengamuk dan menggigit dia.
walaupun akhirnya ketakutannya tidak terbukti , itu sudah menjadi secuil bukti kalau masyarakat masih melihat ODGJ/ODMK dari sudut yang kurang tepat.
Kita mungkin ngak bisa melawan film-film atau berita yang ngak menguntungkan tentang kita. soalnya sisi masalah kesehatan jiwa kita cukup menarik sebagai "penglaris" film atau berita-berita itu.
yang penting ialah perlu kerja sama semua pihak yang terlibat dalam kesehatan jiwa. kita mencoba mencitrakan dari sisi berbeda.
Jika film-film mencitrakan kita sebagai antagonis , dan berita mencitrakan kita sebagai orang berbahaya,. kita melakukan "pencitraan" yang berbeda.
ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) mencitrakan kalau bisa pulih , bisa jadi orang yang ramah,sopan dan mampu bekerja lebih rajin dari orang normal lainnya.
Marilah semua ODMK dan ODGJ melawan pencitraan dan pandangan negatif dengan pencitraan positif.
semakin banyak ODMK atau ODGJ yang mampu mencitrakan diri sebagai pribadi positif maka akan lebih baik lagi.
Jadi ,ketika ada berita negatif tentang ODGJ di TV atau berita ,akan banyak orang awam yang akan menyangkal ; "ah ,ada tetangga saya yang juga orang dengan gangguan jiwa enggak seperti itu kok. dia orangnya baik dan ramah"
Salam sehat jiwa
25/10/2015
0 comments