Diantara dua penjara

by - Oktober 16, 2015



Dahulu saya kira menjadi seorang narapidana atau seorang penghuni penjara adalah hal yang paling mengerikan dalam hidup saya. ternyata anggapan itu pudar seiring saya terdiagnosis skizofrenia. keduanya adalah penjara dalam wujud yang berbeda.

Ketika di penjara saya terkurung secara badaniah,namun jiwa masih bisa kelayapan kemana-mana. di dalam sel penjara yang diisi sekitar 36 Narapidana,saya  bisa saling bercanda dan bergurau dengan teman sesama penghuni. saya juga bisa belajar filsafat kehidupan dalam penjara,minimal saya belajar ; KUHP ( Kalau ada Uang Habis Perkara)

Mengidap skizofrenia seperti masuk sebuah penjara baru dalam wujud penjara pikiran. saya dikurung oleh banyak halusinasi yang menghujam bak hujan es. jika dalam penjara saya masih bisa "silahturahmi" ke sel tetangga bila bosan dengan orang itu-itu saja. pas jadi ODS saya tidak berani untuk sekedar mendekati orang. takut lepas kontrol dan melukai orang tersebut. karena halusinasi saya sedikit "nakal" . dia sukanya menyuruh bunuh diri atau melukai orang. jadi bila didekat saya ada orang dan kebetulan ada pisau atau kayu balok. si halusinasi nakal ini begitu aktif berkarya dalam melancarkan segala macam bujuk rayuan untuk menyakiti orang tersebut.  itulah kenapa saya begitu paranoid ketika berdekatan dengan orang lain. :3

Itulah saya dulu, saya yang sekarang sudah sedikit berubah.tapi saya masih seorang Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Skizofrenia (Baca RSJ ). bedanya ialah saya tahanan yang bebas bersyarat dari LP. dan dalam masa asimilasi atau pembauran kembali ke masyarakat. sayangnya, setiap bulan saya masih menjalani wajib lapor ke pihak berwajib (baca :psikiater) dan entah sampai kapan saya harus wajib lapor.

Salam sehat Jiwa.
16/10/2015

You May Also Like

0 comments