Diet pikiran

by - September 14, 2019

Saya dulu pernah jadi remaja masjid.

Jadi, mungkin hampir semua kegiatan di masjid itu saya yang mengatur.

Mulai pasang sound system, karpet, mengepel dan sebagainya.

Saat Hari raya idul qurban,  saya tentu ikut kegiatannya..
Mulai sholat ied, kotbah.. Namun saya akan pergi dan izin pulang saat kegiatan menyembelih hewan kurban.

Saya berbohong dengan teman2 dan pengurus masjid lain jika ketakutan melihat darah.
Mereka tak mempermasalahkan.. Karena mungkin maklum. Lagipula yang ikut kegiatan kurban cukup banyak. Jadi berkurang satu orang tak masalah.

Padahal tidak, saya tak pobia melihat darah.
Tapi saya memiliki gejala psikotik yang berbahaya.

Jika melihat hewan besar seperti sapi atau kambing disembelih.

Dikepalaku kadang ada suara2 yg mengajak menyembelih dan mengkorbankan keluargaku atau teman2ku.

Sangat berbahaya memang..

Tapi itu dulu saat belum ada BPJS.

Dengan uang dan pekerjaan yg pas pasan. Saya jadi jarang berobat.

Otomatis, gejala kekambuhan yg berbahaya seperti demikian bisa muncul.

Makanya..
Saya dulu sangat menjaga apa yang saya lihat ,dengar dan baca.

Jika melihat berita pembunuhan, mutilasi atau konflik perang di negara luar, macam suriah, afghanistan. Atau berita2 terorisme..

Saya tak akan menontonnya.

Karena pikiranku sensitif..

Bahkan sekarang,  saat sudah rutin berobat saya masih menjaga yg masuk ke kepala.

Saya masih anti konflik2 di negara gurun dan berita perang serta teori konspirasi.

Makanya caregiver harus berhati2 dengan apa yg dipelajari ODSnya..

Juga apabila ODSnya ngak mau disuruh sembelih ayam atau memegang pisau,  JANGAN DIPAKSA.

Dikepalanya mungkin sedang berjuang melawan suara2 berbahaya.

You May Also Like

0 comments