Skenario Utama film Somnium

by - Oktober 23, 2024

### **Judul: Somnium**

**Durasi: 144 Menit**  
**Gaya: Metafora, Ironi, Puzzle Filosofis, Timeline Non-Linier**  

#### **Premis Utama:**
Film ini menggambarkan perjalanan Andreas, seorang penyidik yang menggunakan obat bernama Somnium untuk bertemu kembali dengan kekasihnya yang telah meninggal, Evelyn. Dalam pencarian ini, Andreas justru tersesat dalam mimpi yang tak berujung, kehilangan kendali atas realitas dan terjebak dalam ilusi yang semakin kompleks. Di tengah penyelidikannya terhadap organisasi gelap yang memproduksi Somnium, Andreas menemukan bahwa pencipta obat tersebut memiliki tujuan tersembunyi yang lebih dalam.

---

#### **Pembukaan: (10 Menit)**
**Scene 1 (Present Timeline)**  
Andreas memasuki ruangan gelap di sebuah gudang tua, memimpin timnya dalam operasi untuk menangkap jaringan pengedar Somnium. Musik latar yang suram dan ketegangan membangun suasana. Dalam keheningan, tiba-tiba Andreas tersadar bahwa dirinya telah berada dalam mimpi. Obat Somnium telah memanipulasi persepsi waktu dan ruangnya.  

**Scene 2 (Flashback: 2 Tahun Sebelumnya)**  
Andreas, sebelum kecanduan Somnium, digambarkan sebagai penyidik berkomitmen yang hidup dengan duka atas kematian Evelyn. Evelyn muncul dalam ingatan Andreas sebagai sosok yang tenang, dan Andreas selalu melihatnya di balik kabut mimpi.

---

#### **Act 1: Pengenalan Dunia (20 Menit)**  
Andreas semakin dalam menggunakan Somnium, diperkenalkan bagaimana masyarakat menggunakannya untuk melarikan diri dari realitas. Adegan-adegan kehidupan nyata bercampur dengan momen-momen surreal di mana mimpi dan kenyataan berganti tanpa peringatan, membuat penonton kesulitan membedakan keduanya.

**Puzzle Filosofis Pertama:**  
Di salah satu mimpinya, Andreas bertemu dengan Morpheus, dewa mimpi Yunani, yang memberinya teka-teki tentang batas tipis antara kenyataan dan mimpi: "Apa yang lebih nyata? Yang kau rasakan, atau yang kau inginkan?" Andreas terus mencari jawabannya sepanjang film.

---

#### **Act 2: Konflik dan Keterjebakan (40 Menit)**  
**Scene 1 (Present Timeline):**  
Andreas berada di ambang penangkapan anggota organisasi pengedar Somnium. Tapi dalam proses itu, ia terjebak dalam mimpi yang semakin sulit dikendalikan. Dunia mimpinya mulai berbentuk labirin, mengambil inspirasi dari mitologi Yunani tentang Minotaur di Labirin Kreta. Andreas berulang kali bertemu dengan sosok Evelyn, tetapi ia tidak pernah benar-benar bisa menjangkaunya.  

**Ironi:**  
Penonton mulai menyadari bahwa semakin keras Andreas berusaha mengendalikan mimpinya, semakin ia kehilangan kontrol. Obat yang seharusnya memberinya kebebasan justru menciptakan penjara baru. Evelyn menjadi simbol kebahagiaan yang selalu melarikan diri.

---

#### **Act 3: Penyidik Terjebak (30 Menit)**  
**Scene (Mimpi Filosofis):**  
Andreas bertemu dengan Hypnos, dewa tidur Romawi. Hypnos menawarkannya jalan keluar, tetapi menanyakan teka-teki kedua: “Apakah kebahagiaan yang diciptakan dari ilusi lebih nyata daripada penderitaan di dunia nyata?” Andreas mulai meragukan apakah ia benar-benar ingin keluar dari mimpinya atau tetap tinggal bersama Evelyn dalam dunia ilusi.

**Metafora:**  
Kota dalam mimpinya mulai runtuh, menggambarkan kehancuran psikologis Andreas. Evelyn, yang dahulu terlihat sempurna, sekarang mulai memudar menjadi bayangan, seolah menunjukkan bahwa kebahagiaan buatan ini tidak bisa bertahan.

---

#### **Act 4: Temui Pencipta (30 Menit)**  
**Scene 1 (Timeline Non-Linier):**  
Andreas akhirnya berhasil melacak organisasi pencipta Somnium. Dia bertemu dengan penciptanya, seorang ilmuwan yang menyebut dirinya Nótt, mengacu pada dewa malam Nordik. Nótt menjelaskan bahwa tujuan Somnium adalah menciptakan kebahagiaan melalui mimpi, tapi hasilnya justru sebaliknya—manusia terjebak dalam ilusi yang mereka ciptakan sendiri.

**Puzzle Akhir:**  
Nótt memberinya teka-teki terakhir, "Jika kehidupan hanyalah rangkaian mimpi yang terhubung, mengapa kau begitu yakin bahwa mimpimu sekarang bukan kenyataan?" Pertanyaan ini mendorong Andreas ke titik krisis mental, membuatnya benar-benar meragukan apakah dunia nyata masih ada.

---

#### **Klimaks dan Penutup (14 Menit)**  
**Scene Klimaks (Non-Linier)**  
Andreas menghadapi realisasi bahwa Evelyn tak pernah benar-benar bisa kembali. Dunia mimpinya mulai runtuh, namun Andreas tidak bisa memutuskan apakah ia ingin keluar atau tetap tinggal di ilusi. Film berakhir dengan adegan di mana Andreas terjebak di antara dunia nyata dan dunia mimpi, menatap pintu yang terbuka ke arah cahaya terang—simbol kebebasan yang mungkin tak pernah ia dapatkan.

---

#### **Ending Ironis: (10 Menit)**  
Andreas akhirnya duduk di meja yang sama dengan Nótt, meminum segelas Somnium terakhir, membiarkan dirinya tenggelam dalam dunia mimpi yang hancur. Penonton dibiarkan bertanya apakah Andreas akhirnya terjebak dalam mimpi selamanya atau jika kehidupan yang kita kenal hanyalah rangkaian ilusi.

**Penutup:**  
Adegan terakhir menunjukkan dunia nyata yang tampak sepi dan dingin, membuat penonton mempertanyakan apakah realitas sebenarnya adalah mimpi kolektif, sebuah penghormatan terhadap mitologi kuno yang melihat dunia sebagai ciptaan dewa-dewa yang sedang tidur.

---

**Tema Utama:**  
1. **Realitas vs Ilusi:** Terinspirasi dari filosofi Yunani tentang perbedaan antara dunia nyata dan dunia ideal.  
2. **Ironi Pengendalian:** Pengendalian mimpi menjadi jebakan, sama seperti mitologi Ikarus yang terbang terlalu dekat ke matahari.  
3. **Kebahagiaan Buatan:** Bahagia yang berasal dari ilusi sering kali rapuh dan tak dapat bertahan lama, menggambarkan kehidupan yang sia-sia seperti di mitologi Romawi tentang Narcissus yang terjebak oleh bayangannya sendiri.

Film ini membawa penonton melalui perjalanan yang penuh teka-teki, memadukan mitologi kuno dan perenungan filosofis tentang mimpi, kebebasan, dan realitas.

You May Also Like

0 comments