Narasi awal film
*(Suara hujan yang deras, diselingi dengan deru angin yang mengguncang jendela-jendela tua. Kamera perlahan menyorot ruangan gelap, hanya diterangi lampu redup di sudut. Seorang narator dengan suara serak dan misterius mulai berbicara.)*
**Narator**:
"Dahulu, manusia bermimpi untuk meraih bintang-bintang. Mereka bangun dengan secercah harapan, bahwa esok adalah dunia yang lebih baik. Tapi mimpi berubah menjadi kutukan ketika manusia mulai menginginkan kendali atasnya. Ketika batas antara realitas dan ilusi dikoyak oleh penemuan yang, pada awalnya, tampak seperti mukjizat. Namanya *Somnium*, obat yang dijanjikan untuk membebaskan kita dari kelelahan, dari malam-malam tanpa tidur. Sebuah hadiah bagi mereka yang terperangkap dalam kegelapan insomnia... namun seperti setiap hadiah dari para dewa, ada harga yang tak terlihat.
Pada mulanya, *Somnium* hanya dimaksudkan untuk membantu mereka yang putus asa mencari ketenangan dalam tidur. Tapi, manusia—manusia selalu rakus. Mereka tidak puas dengan sekadar beristirahat. Mereka menginginkan lebih... Mereka ingin mengendalikan mimpi. Dan di sanalah kutukan itu dimulai.
Obat yang seharusnya memulihkan pikiran menjadi jalan masuk ke dalam dunia yang tidak nyata—sebuah labirin ilusi di mana tak ada lagi yang tahu mana yang nyata dan mana yang khayal. Mereka yang menyalahgunakan *Somnium* terjebak dalam mimpi-mimpi mereka sendiri. Di sana, mereka percaya bahwa dunia ini hanyalah tipuan... ilusi yang bisa mereka kendalikan... dan hanya *Somnium* yang bisa membangunkan mereka. Namun kenyataan terbalik—dunia nyata mulai memudar, dan perlahan-lahan, mereka kehilangan pegangan terhadapnya.
Ketika kekacauan mulai melanda, pabrik-pabrik farmasi yang membuat *Somnium* ditutup secara paksa, satu per satu. Para pemerintah yakin, jika mereka menghentikan produksi, mimpi buruk itu akan berakhir. Mereka bahkan meruntuhkan pabrik terakhir di China, berpikir bahwa mereka telah mengakhiri wabah ini. Tetapi mereka salah.
Di dalam bayang-bayang, sang pencipta *Somnium* muncul kembali, seperti dewa-dewa lama yang terlupakan, merajut mimpi buruk yang baru. Organisasi rahasia dibentuk, pengikut fanatiknya bersembunyi di balik tirai gelap, melindungi formula yang seharusnya telah dimusnahkan. Mereka tidak hanya ingin kembali; mereka ingin menguasai setiap mimpi, setiap pikiran yang pernah berharap untuk lepas dari kenyataan.
Di sinilah Andreas masuk. Penyidik khusus, yang telah melihat terlalu banyak mimpi hancur oleh *Somnium*. Dia telah memburu jejak pencipta ini, berusaha memahami mengapa—mengapa seseorang akan menciptakan kembali sebuah mimpi yang seharusnya tidak pernah ada. Baginya, bukan sekadar soal menghentikan sebuah obat. Ini soal menarik kembali mereka yang hilang di dunia ilusi itu... sebelum tidak ada lagi dunia nyata yang tersisa untuk diselamatkan."
*(Kamera memperlihatkan Andreas, duduk di dalam mobil di tengah hujan, menatap sebuah pabrik tua yang terbengkalai. Matanya penuh tekad, namun di baliknya, ada sedikit keraguan—apakah ia benar-benar bisa menghentikan semua ini sebelum terlambat?)*
0 comments